Sunday, April 29, 2018

Apakah Tujuan Dari Semua Standar Minimum Perlindungan Global?

Apakah Tujuan Dari Semua Standar Minimum Pelrlindungan Global menyepakati adanya kebutuhan akan standar perlindungan anak dalam situasi kemanusiaan, untuk mengatasi hal-hal yang dipandang sebagai sebuah kesenjangan kritis.
Standar Minimum Perlindungan Anak dalam situasi kemanusiaan.
Dalam konteks semacam itu, kumpulan standar ini ditunjukkan untuk:

  1. Menciptakan prinsip-prinsip bersama diantara mereka yang bekerja dalam sektor perlindungan anak dan untuk memperkuat koordinasi antara mereka.
  2. Meningkatkan kualitas program perlindungan anak dan dampaknya terhadap anak
  3. Meningkatkan akuntabilitas dalam usaha perlindungan anak
  4. Memberikan arahan lebih lanjut tentang ruang lingkup profesional untuk perlindungan anak.
  5. Menyajikan sintesis dari praktik-praktik yang baik dan pembelajaran yang ada sampai saat ini
  6. Memperkuat advokasi dan komunikasi dalam hal resiko, kebutuhan dan respons perlindungan anak.


Friday, May 27, 2016

MATOKI GOES TO SCHOOL "Pengurangan Resiko Bencana"

Sosialisi Matoki Goes To School
Sabtu tanggal 21 Mei 2016 telah dilaksanakan kegiatan Sosialisasi Mengenai Banjir di SMP N 10 Kota Bengkulu Kelurahan Tanjung Jaya Kecamatan Sungai Serut Provinsi Bengkulu dengan temapa "Pengurangan Resiko Bencana" .
Kegiatan ini diselenggarakan oleh Mapala Tobo Kito (MATOKI) dengan 12 Anggota MATOKI yaitu, Kampala FP Unib, Palasostik Fisip Unib, Mahupala Fh Unib, Pafe FE Unib, Mahesapala MIPA Unib, Magupala FKIP Unib, Pulkanik FT Unib, Madyapala UMB, MAHAPATI FT UMB, Mapala Unived, Gempa IAIN, dan POLA Poltekes Kemenkes.

Sunday, April 10, 2016

Bagaimana Perlindungan Anak Masuk Dalam Aksi Kemanusiaan?

Dalam Setiap situasui darurat terdapat banyak ancaman terhadap keselamatan dan kesejahteraan anak. Oleh karena itu, perlindungan anak menjadi sebuah pertimbangan penting dalam setiap aksi kemanusiaan, dan tujuan perlindungan anak seringkali menjadi sebuah komponen eksplisit dari kesiapsiagaan dan respons kemanusiaan.

Sphere menjelaskan Aksi Kemanusiaan dan Respons Kemanusiaan sebagai berikut:
Aksi Kemanusiaan: Tujuan dari aksi kemanusiaan adalah untuk menyelamatkan jiwa, meringankan penderitaan dan mempertahankan martabat manusia selama dan setelah bencana sosial dan bencana alam, sekaligus mencegah dan memperkuat kesiapsiagaan terhdap terjadinya kejadian-kejadian tersebut.
Aksi kemanusiaan memiliki dua dimensi yang tidak dapat dipisahkan: melindungi manusia dan memberikan bantuan (lihat respons kemanusiaan). Aksi kemanusiaan berakar pada prinsi-prinsip kemanusiaan - Humanity (rasa kemanusiaan), Impartiality (ketidakberpihakan), neutrality (nertalitas) dan independence (kemandirian).


Friday, April 1, 2016

Empat Perinsip Utama yang Diatur Dalam Konvensi Hak Anak (KHA) dan Hubungannya dengan Aksi Kemanusiaan

Kelangsungan Hidup dan Perkembangan
Seperti halnya hak anak untuk hidup, para pekerja kemanusiaan juga harus mempertimbangkan dampak dari situasi darurat dan respons terhadap perkembangan fisik, psikologos, emosional, sosial dan spiritual anak.

Non-Diskriminasi
Seringkali dituasi darurat memperbesar berbagai perbedaan yang ada dan semakin memarginalkan mereka yang sudah menghadapi resiko diskriminasi. Para pekerja kemanusiaan harus mengidentifikasi dan memonitor pola-pola diskriminasi dan kekuasaan yang telah mapan maupun yang baru, dan mengatasinya saat melakukan respons.


Wednesday, December 30, 2015

Dasar Hukum Internasional Untuk Perlindungan Anak Dalam Situasi Darurat


Standar Minimum Perlindungan Anak dalam Aksi Kemanusiaan didasarkan pada kerangka kerja hukum internasional yang mengatur kewajiban-kewajiban Negara terhadap warga negaranya dan warga lain yang berada di Negara tersebut, dan oleh karenanya setiap standar merujuk pada perangkat hukum internasional yang relevan. Akan tetapi, standar ini tidak dibuat untuk memberikan penjelasan lengkap mengenai berbagai perangkat hukum, melainkan menyediakan titik awal bagi para pekerja kemanusiaan untuk dapat mencari informasi lebih banyak jika diperlukan.

Kerangka kerja hukum internasioanl terutama tersusun dari tiga hukum yang saling terkait dan menguatkan: International Humanitarian Law (Hukum hak asasi manusia internasional), International Humanitarian Law (hukum humaniter internasional), dan International Refugee Law (hukum internasioanal tentang pengungsi).

Sunday, December 27, 2015

LBN, CIHERAS dan LAN Begini Kisah Inspiratifnya

Tulisan perjalanan kecil Ricky Elson setelah 4 tahun di Negeri yang selalu mencintainya dan belum terbalas.

Kembali pulang ke negeri ini, dengan niat awal membangun kembali kepercayaan diri saya dan anak negeri untuk mewujudkan kemandirian energi, pangan dan air beserta teknologinya di Juni 2011. BErsama beberapa anak muda, kami mendirikan Lentera Angin Nusantara (LAN).

Site Ciheras, Foto : Ricky

Berbekal teknologi kincir angin penari langit  yang saya dan tim kembangkan di Jepang. Januari 2012 kami mendirikan site penelitian dan pengembangan teknologi pemanfaatan energi angin di Desa Ciheras. 

Thursday, December 24, 2015

Petani Bengkulu Hasilkan Silabus Pendidikan Lingkungan Hidup

Sekolah se-provinsi Bengkulu menjadikan Silabus Pendidikan Lingkungan Hidup yang dibuat oleh seorang petani, Sabur (45) yang telah mendirikan sekolah tingkat SMP yang kini dikenal dengan MTs Syuhada di Desa Aur cina, Kecamatan Selagan Raya Kabupaten Mukomuko, sebagai rujukan untuk menyusun Silabus Pendidikan Lingkungan Hidup.

Pak Sabur petani yang memeiliki dedikasi tinggi dan keperihatinan akan akses pendidikan di desanya. Dia bahkan rela menjual kebun sawit untuk mendirikan sebuah sekolah.
Pak sabur seorang visioner sejati berkeinginan kuat dengan sekolah yang telah didirikannya dan berjalan lebih dari tiga tahun agar dapat memiliki warna khas dengan kapasitas murid yang sudah mencapai ratusan murid. Bersama Yayasan Genesis (NGO lokal berbasis lingkungan hidup) maka dipilihah metode pendidikan lingkugan hidup sebagai ciri khas sekolah yang ia dirikan.

Belajar di Alam Terbuka

Friday, December 4, 2015

REFLEKSI PROVINSI BENGKULU selama 46 TAHUN Bagaimana Implementasi Kebijakan Pengelolaan Sampah di Kota Bengkulu??

REFLEKSI PROVINSI BENGKULU selama 46 TAHUN
Babagaimana Implementasi Kebijakan Pengelolaan Sampah di Kota Bengkulu??

Oleh : Iponda Margareta


18 November 1967
Pada hari ini provinsi di tepi Samudra Hindia resmi berdiri, Bengkulu. Provinsi kecil yang kaya akan sumber daya alamnya namun sulit untuk maju tertinggal dengan kota-kota lainnya sebagaimana hakekat kota itu sendiri, pembangunan begitu lamban walaupun demikian saya tetap bangga di lahirkan di provinsi Bengkulu. 
Selamat Ulang Tahun Provinsi Bengkulu….!
Tempat Pembuangan Akhir

Wednesday, December 2, 2015

Presiden Hadiri KTT Perubahan Iklim (UNFCCC COP 21) di Paris

Kehadiran Presiden Joko Widodo dan 135 kepala negara dan pemerintahan lainnya di Paris adalah untuk memberikan dorongan bagi proses perundingan perubahan iklim, sehingga bisa tercapai kesepakatan baru yang bersifat mengikat dan jangka panjang untuk penanganan perubahan iklim. Presiden berharap dalam forum COP 21 juga bisa diputuskan mengenai detail dari kesepakatan baru itu, sehingga bisa langsung 'nendang'.

Pesan utama yang akan disampaikan Presiden dalam forum COP 21 adalah dukungan penuh Indonesia bagi keberhasilan COP21, sekaligus dukungan moral pada Perancis ditengah aksi terorisme yang melanda Perancis belum lama ini. "Kita memberikan dukungan politik, sama seperti konferensi sebelumnya, komitmen, karena kita berada pada posisi yang tepat 17 ribu pulau, kalau terjadi kenaikan permukaan air laut," kata Presiden di Bandara Halim Perdanakusuma, Minggu 29 November 2015.

Hutan Hujan Tropis Bukit Daun Bengkulu Telaga Putri

Do Know Harm Do No Harm

Panduan Beraktivitas Bersama Anak-anak

Rule #1 Do No Harm
Anak-anak bukanlah manusia dewasa dalam bentuk mini, tetaplah mereka memiliki kterbatasan dalam kemampuan fisik dan emosional dalam menentukan keputusan disaat darurat.

Oleh karenanya, Komite dan Tim Keselamatan Se kolah haruslah bijak dalam melibatkan anak-anak dalam kegiatan pengurangan resiko di sekolah.

Melibatkan mereka dalam mengkaji resiko, penyiapan kesiapsiagaan termasuk melatih pertolongan pertama dan simulasi ditunjukkan agar mereka tahu terhadap resiko sehingga bisa menguranginya adalah sangat perlu dan wajib, namun melibatkan mereka atau bahkan memberikan tanggung jawab untuk bertindak disaat darurat adalah tindakan yang membahayakan si anak.
Bersama Murid PAUD di Tangsi 4 Kaki Gunung Dempo

Friday, October 23, 2015

MEMBUNUH UNTUK KESENGANANGAN, TIDAK PATUT UNTUK DIBANGGAKAN

Terkenal hanya saja bukan dalam hal yang baik. Entah apa alasan dan niatnya isengkah, pamer, atau apalah, pastinya apa yang telah dilakukan menjadi viral di dunia maya akibat upload foto yang tentu saja tindakan yang tergambar di foto benar-benar kesalahan. 

Bagaimana tidak memposting foto hewan yang dilindungi, tragisnya lagi kondisi hewan tersebut dalam kondisi mati, setelah diusut pengakuannya pun tidak kalah mengejutkan hewan itu ternyata dijadikan santapan makanan oleh pelaku.

Tuesday, September 22, 2015

Sekolah Tangguh Bencana, Langkah 7 Lakukan Simulasi

Langkah 7, Lakukan Simulasi

Simulasi dalam pembangunan knwoledge, attitude, & practice (KAP) berada pada tahap ketiga yaitu tahap praktik/practice tujuannya adalah warga sekolah memiliki refleks keselamatan yang terarah (kelanjutan dari pmberian pengetahuan dan keterampilan serta pembangunan sikap menerima sesuatu yang positif, yaitu keselamatan bisa diupayakan dan kemalangan bukanlah takdir semata)

Sedangkan pembangunan pada tahap pertama dan kedua (knowledge dan attitude) bagi warga sekolah dibangun pada langkah 5 dan langkah 6.

Simulasi bukanlah demonstrasi atau permainan, namun sebuah uji  coba apakah pelatihan dan pembentukan tim keselamatan sekolah bisa dijalankan sebagaimana tujuannya atau ada yang perlu diperbaiki. Sehingga  simulasi harus dijalankan dalam situasi senyata mungkin dan soal-soal yang diberikan tidak diberitahukan sebelumnya. Jadi simulasi ini dilaksanakan disaat proses belajar dan mengajar berlangsung di sekolah, dimana semua anggota tim sekolah sedang menjalankan fungsi utamanya.

Saturday, September 19, 2015

Sekolah Tangguh Bencana, Langkah 6 Latih Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Untuk Warga Sekolah

Langkah 6, Latih Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Untuk Warga Sekolah 

Mengetahui tentang ancaman bencana yang ada di sekolah bagaimana bertindak di saat terjadi bencana/kedaruratan adalah hak semua warga sekolah. Latihan kesiapsiagaan dan tanggap darurat dapat meningkatkan kemampuan dan refleks terarah warga sekolah sehingga keselamatan dapat tercapai.

Thursday, September 17, 2015

Langkah 5 Sebarkan Pengetahuan dan Informasi Keselamatan dan Upaya Pengurangan Resiko Ke Warga Sekolah

Sekolah Tangguh Bencana Langkah 5 Sebarkan Pengetahuan dan Informasi Keselamatan dan Upaya Pengurangan Resiko Ke Warga Sekolah

Mengetahui tentang ancaman bencana yang ada di sekolah dan bagaimana bertindak di saat terjadi bencana/kedaruratan adalah hak semua warga sekolah.

Strategi Penyebarluasan
strategi penyebarluasan dan informasi keselamatan dan upaya pengurangan resiko bencana di lingkungan sekolah bisa dilakukan melalui jalur:

  1. Memasukkan/menyisipkan materi tersebut ke dalam materi wajib yang relevan misalnya tematik, IPA, IPS, Agama dll
  2. Membuat muatan lokal keselamatan dan siaga bencana
  3. Kegiatan ekstrakulikuler kepramukaan, Sispala, PMR, Dokter kecil, PKS, dll.



Monday, September 14, 2015

Sekolah Tangguh Bencana, Langkah 4 Buat Rencana Keselamatan dan Lengkapi Fasilitas Keselamatan

Langkah ke-4 menuju Sekolah Tangguh Bencana adalah membuat rencana-rencana keselamatan di sekolah. Dokumen perencanaan ini akan memandu Tim Keselamatan dan warga sekolah lainnya dalam upaya mengurangi resiko bencana, baik korban jiwa maupun kerugian lainnya.
Demikian pula dengan kelengkapan fasilitas keselamatan di sekolah yang menjamin keselamatan seluruh anggota warga sekolah bila bencana/keadaan darurat terjadi.
Dokumen perencanaan dan fasilitas yang harus dimiliki adalah:
  1. Peta resiko bencana
  2. Rencana keselamtan sekolah
  3. Rencana kontingensi
  4. SOP
  5. Jalur dan tanda evakuasi
  6. Titik kumpul dan tanda titik kumpul
  7. Tenaga darurat
  8. APAR
  9. Peralatan pertolongan pertama medis
  10. Survival bag
  11.  Radio komunikasi

Peta Resiko Bencana
Buatlah peta resiko bencana berdasarkan identifikasi dan analisa yang sudah dilakukan sebelumnya. Peta ini memuat resiko kerentanan dan kapasitas serta jalur-jalur evakuasi, titik kumpul dan tempat pengungsian sementara yang ada di sekolah dan di lingkungan sekitar sekolah.
Peta resiko yang baik adalah:
1. Terdapat judul peta
2. Terdapat legenda
3. Terdapat tahun pembuatan

Friday, September 11, 2015

Sekolah Tangguh Bencana Langkah 3, Bangun Jejaring dan Jalur Komunikasi Darurat

Setelah bahasan sebelum nya tentang Sekolah Tangguh Bencana, maka pada artikel ini akan dilanjutkan ke langkah 3 bangun jejaring dan jalur komunikasi darurat.
Jejaring dan jalur komunikasi darurat yang dibangun dengan baik disaat tenang atau belum terjadinya bencana/kedaruratan akan meningkatkan keberhasilan mengurangi kerugian, sedera dan korban jiwa.
jejaring atau mitra kerja kan bersimbiosis mutualisme dengan pihak sekolah dalam hal upaya pengurangan resiko, dan simbiosis ini akan semakin meningkatkan kemampuan manajerial dan keterampilan masing-masing pihak.
kemitraan yang harus dibangun diantaranya adalah dengan :

Sunday, September 6, 2015

JAMBORE KE-X FKMI MPTM SI

Jambore ke-X Forum Kumounikasi dan Media Informasi Mapala Perguruan Tinggi Muhammadiyah se-Indonesia yang bertindak sebagai tuan rumah Mapala Universitas Muhammadiyah Palembang, Sumatera Selatan. Kegiatan ini kali ke-empat Madyapala UMB ikut berpartisipasi dengan mendelegasikan 6 orang anggota, Beni Maliansyah, Diman, Alroci Violita (Oci), Nauli Safitri Hasibuan (Uli), Alviah Ulfa (via), Oktavianita (nunung).


Saturday, August 22, 2015

Sekolah Tangguh Bencana, Langkah 2 Bentuk Komite Keselamatan dan Tim Keselamatan

Setelah melakukan langkah pertama kita lanjutkan dengan langkah 2 Bentuk Komite Keselamatan dan Tim Keselamatan untuk membangun  Sekolah Tangguh Bencana. Komite Keselamtan dan Tim Keselamatan haruslah dibentuk dan dikuatkan dengan Surat Keputusan Kepala Sekolah mengenai peran dan fungsinya.

KOMITE KESELAMATAN SEKOLAH
Komite Keselamtan memiliki peran sebagai penyusun, pengambil dan penjaga kebijakan keselamatan di sekolah. Struktur Komite Keselamtan berasal dari :
1. Unsur pimpinan sekolah (Kepala/Wakil Kepala Sekolah)
2. Guru
3. Orang Tua/Wali murid
4. Komandan satuan pengamanan
5. Perwakilan pedagang atau pengurus kantin sekolah
6. Pelatih/pembina ekstrakulikuler terkait kebencanaan (PMR, Pramuka, PKS, dll)

Peran dan Tugas Komite Keselamatan
Peran dan tugas Komite Keselamtan adalah :
  1. Membuat organisasi Komite Keselamatan dan Tim Keselamatan
  2. Mengawasi jalannya program sekolah aman
  3. Menginisiasi dan mensahkan rencana keselamatan sekolah (RKS) bersama tim keselamatan
  4. Mengorganisasi dan merencanakan rencana kontingensi (Renkon) sesuai ancaman bencana/kedaruratan yang ada di sekolah dan sekitar sekolah bersama tim keselamatan
  5. Menginisiasi dan mensahkan Standar Operasi Prosedur (SOP) penanganan darurat bersama tim keselamatan
  6. Bersama Tim Keselamatan membuat program kerja tahunan
  

Thursday, August 20, 2015

Sekolah Tangguh Bencana, Langkah 1, Kenali dan Identifikasi Ancaman Bencana

Masih dengan seputar Sekolah Tangguh Bencana, yang telah disampaikan pada artikel Amankah Sekolah Anda? Sekolah Tangguh Bencana sebelumnya bagian pengantar. Kali ini akan dilajutkan dengan langkah pertama menyiapkan sekolah tangguh bencana, yaitu dengan bahasasan Kenali dan Identifikasi Ancaman Bencana.

Adapun langkah pertama yang harus dilakukan untuk menuju sekolah tangguh bencana adalah mengenali dan mengidentifikasi lingkungan sekolah.Identifikasi itu berupa : 
1) Identifikasi lokasi sekolah, 
2) Identifikasi bencana atau ancaman bencana yang pernah terjadi,
3) Identifikasi potensi bencana atau ancaman bencana yang ada di sekitar sekolah, 
4) Identifikasi ancaman dan potensi bahaya di bangunan sekolah, 
5) Identifikasi sumber daya peningkatan sekolah aman, 
6) Identifikasi.

Sedangkan langkah melakukan identifikasi bisa dilakukan dengan cara : 
1) Membuat peta sekolah dan lingkungan sekolah, yang berisi : 
a) Potensi-potensi bahaya, ancaman bencana dan juga riwayat kejadian bencana yang pernah terjadi, b) Lokasi-lokasi penempatan peralatan darurat, 
c) Buatlah peta sekolah per lantai.

Monday, August 17, 2015

Amankah Sekolah Anda? Menuju Sekolah Tangguh Bencana

Sekolah yang aman dari bencana adalah dambaan setiap orang tua. Sebagian besar waktu anak-anak kita berada di sekolah untuk belajar, beraktivitas, menyalurkan hobi dan minat. Mereka adalah calon Presiden, Peneliti, Penemu, Dokter, Guru, yang akan memberikan kemajuan pada negara dan peradaban.

Melindungi mereka adalah hak dasar  mereka yang harus orang dewasa penuhi, perlindungan fisik dan psikis yang adekwat akan menjamin kematangan mereka menjalankan perannya nanti. Melalui sekolah aman dari bencana kita dapat memenuhi hak-hak dasar anak-anak di sekolah.

Salah satu hak dasar mereka adalah rasa aman serta terlindunginya mereka dari ancaman bencana sehingga upaya pengurangan resiko harus dalam pendekatan holistik, partisipatif, do no harm, menggunakan sumber daya lokal dan kerja sama, melalui 7 langkah sederhana, sistematis, dan berbasis saintifik serta pengalaman, pendekatan-pendekatan tersebut dapat diupayakan dan sekolah yang aman dari bencana dan tangguh (Insak Allah) dapat terwujud.